Mandau, MENARARIU.com - Penampilan tim Bidadari Angklung dari Peranan Perempuan IKBDS ( Ikatan Keluarga Batak Duri Sekitarnya) dengan aransemen lagu " O Tano Batak"cukup mengesankan para tamu undangan di Acara Resepsi Pernikahan yang digelar di Gedung Sopo Sola Gracia,Sebanga Talang Mandi,Kecamatan Mandau ,Sabtu (12/03/2022). Mereka tampil dengan Busana nuansa atasan putih dengan syal corak gorga,serta bawahan batik.
Tim Bidadari Angklung yang dibina oleh Santy Sitompul terdiri dari 63 orang,yang mana mereka rutin melakukan latihan setiap hari Minggu dibawah koordinasi Ketua Peranan Perempuan IKBDS Doras Siregar di kantor Sekretariat IKBDS yang berada di Jalan Hangtuah - Duri,dan sisa waktunya Ia melatih di kelurahan Batang Serosa.
Santy Sitompul juga berterima kasih kepada Ketua IKBDS Santun Sihombing dan jajaran pengurus yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada Team Bidadari untuk memberanikan diri tampil.
Selain sebagai persembahan untuk sang Pengantin juga merupakan upaya melestarikan budaya Indonesia, diharapkan dapat membangkitkan rasa cinta terhadap budaya nenek moyang yang luhur sebagai pemersatu bangsa.
"Angklung adalah kesenian asli tradisional Indonesia yang mana pada tanggal 16 November 2010 angklung sudah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO", ujar Santy.
Hal ini tentu saja menjadi kebanggaan bangsa Indonesia karena telah berperan sebagai salah satu identitas karya bangsa.
Keberadaan angklung telah mengalami berbagai perkembangan, seiring berjalannya waktu, musik angklung bukan hanya menjadi sarana untuk ritual saja, tetapi sekarang ini musik angklung telah dikembangkan sebagai salah satu sarana pendidikan untuk menyalurkan bakat dan kreativitas baik disektor formal maupun non formal.
Dalam hal ini, Santy Sitompul yang juga merupakan seorang Ketua RT 02 / RW 02 di Kelurahan Batang Serosa ini mengajak kepada seluruh masyarakat Bengkalis khususnya Peranan Perempuan
IKBDS untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana untuk mempromosikan angklung keseluruh Dunia.
Menurutnya, dibalik kebanggaan Angklung sebagai warisan kebudayaan dunia tak benda, saat ini kemajuan dan perkembangan angklung tidak diimbangi oleh kaum muda itu sendiri.
“Minimnya regenerasi para seniman angklung menjadikan jumlah mereka makin lama makin sedikit dan didominasi oleh kaum tua,seperti yang saya bina saat ini yang berada diusia kisaran 30 - 50 tahun” ujar wanita kelahiran Jakarta tersebut.
Bahkan lebih jauh Santy(50th),yang juga Ibu kepada dua orang anak ini berharap dinas terkait untuk bisa aktiv memfasilitasi pembinaan para seniman Angklung agar bisa jadi mitra dalam pelestarian kebudayaan bangsa.
" Kami berterima kasih kepada bapak Santun Sihombing dan jajaran pengurus IKBDS yang telah memfasilitasi kami untuk tampil,dan harapan kami agar Pemda Bengkalis khususnya Dinas Pariwisata kebudayaan pemuda dan olahraga membantu memberikan pembinaan kepada para seniman khususnya Angklung agar tetap bisa bersinergi untuk membangun dan mempertahankan kebudayaan bangsa" tutupnya.**
Rilis: Dena/Bs